Desa Lenek merupakan salah satu Desa Tua yang ada di Kabupaten Lombok Timur yang berada diwilayah Kecamatan Aikmel. Desa Lenek dulunya berlokasi di PRESAK yang sekarang ini lokasi tersebut dijadikan sebagai Tempat Pemakaman Umum.
PRESAK ( Lenek Sekarang ) dulunya dipimpin oleh seorang tokoh yang bernama BALOQ DASA. Beliau selaku pemimpin masyarakat di PRESAK berpikir bahwa seharusnya PRESAK dipimpin oleh seorang Raja karena beliau merasa tidak mampu lagi untuk memimpin di PRESAK. Beliau ( BALOQ DASA ) kemudian berinisiatif untuk menghadap kepada Raja Selaparang karena pada saat itu PRESAK merupakan wilayah Kerajaan Selaparang. Sesampai di Kerajaan Selaparang dan bertemu dengan Raja Selaparang, beliau ( Baloq Dasa ) mengutarakan maksud kedatangannya ke Kerajaan Selaparang.
Oleh Raja Selaparang beliau ( BALOQ DASA ) disarankan untuk pergi ke Kerajaan Benoa ( Lombok Tengah ) untuk menghadap Raja Benoa dan memohon kepada Raja Benoa untuk memboyong seorang anak angkat beliau ( Raja Benoa ) atas permintaan Raja Selaparang yaitu RADEN WIRANG BAYA yang merupakan keturunan Raja Selaparang.
Setelah mendapat persetujuan dari Raja Benoa, BALOQ DASA kemudian memboyong RADEN WIRANG BAYA untuk memimpin rakyatnya di PRESAK. Pada saat berangkat ke PRESAK, RADEN WIRANG BAYA dihadiahi sebuah keris pusaka yaitu KERIS SI PAPAK dan oleh Raja Selaparang beliau dihadiahi sebuah patung hewan yang berlapis emas yaitu MEONG MAS. Konon kedua benda pusaka tersebut masih ada sampai sekarang dan diwarisi oleh keturunan Raden Wirang Baya turun temurun. Selain itu Raja Selaparang juga memerintahkan 4 orang bawahannya untuk menemani Raden Wirang Baya dlam menjalankan pemerintahannya di Presak. Empat orang tersebut adalah :
- Patih Ramban Biak
- Patih Demung Papak
- Patih Senyiur
- Patih Tembeng Bagia
Pada masa pemerintahan Raden Wirang Baya ajaran Islam sudah masuk di Presak. Ini dibuktikan dengan adanya pondasi bekas masjid yang konon dinamakan MASJID TUMPANG TELU yang berukuran + 7 x 7 M dan pondasi masjid tersebut masih bisa kita jumpai sampai sekarang. Masjid TUMPANG TELU aalah masjid pertama yang dibangun di Desa Lenek ( PRESAK ).
Pada masa pemerintahan RADEN WIRANGBAYA jumlah penduduk di PRESAK hanya berjumlah 100 Orang saja dan tidak bisa bertambah. Apabila jumlah penduduk lebih dari 100 orang, maka akan datang wabah penyakit yang sampai menyebabkansebagian penduduk meninggal dunia dan hanya
menyisakan 100 orang seperti biasa. Keadaan inni membuat RADEN WIRANGBAYA berpikir bagaimana supaya jumlah penduduk bisa bertambah.
Beliau kemudian mengumpulkan para penasehatnya dan para tokoh dimasa itu termasuk BALOQ DASA untuk bersama-sama memikirkan bagaimana jalan keluarnya supaya penduduk PRESAK bisa bertambah. Dan salah seorang tokoh yaitu BALOQ DASA menyarankan kepada RADEN WIRANGBAYA untuk NGESOK ( PINDAH ) dari Presak. Para tokoh lainnya juga setuju dengan usul BALOQ DASA sehingga tanpa menunggu waktu yang lama kemudian RADEN WIRANGBAYA mengajak seluruh rakyatnya untuk pindah ke sebelah utara PRESAK ke tempat yang lebih LENDEK ( RATA ), dan kata LENDEK merupakan asal kata dari LENEK dan tetap digunakan sampai sekarang yaitu DESA LENEK dengan pusat pemerintahan pertama di KOLOH PETUNG. Dan memang benar setelah Ngesok ( Pindah ) jumlah penduduk LENEK bisa bertambah dari jumlah 100 orang dan sampai saat ini jumlah penduduk Desa Lenek kian bertambah pesat.
Karena penyebaran penduduk yang semakin meluas dan agar RADEN WIRANGBAYA dapat mengontrol rakyatnya dengan mudah, beliau memerintahkan 4 orang patihnya tersebut diatas untuk memimpin di beberapa wilayah dengan pusat pemerintahan tetap di KOLOH PETUNG. Dengan cara tersebut RADEN WIRANGBAYA dapat dengan mudah mengetahui keadaan rakyatnya dimasing-masing wilayah.
Seiring dengan perkembangan agama Islam yang semakin pesat di LENEK, RADEN WIRANGBAYA merasa perlu untuk membangun sebuah tempat belajar sekaligus sebagai tempat ibadah. Dan dibangunlah sebuah mushalla yang diberi nama SANTREN MULANG dalam bahasa Sansekerta Mulang berarti Belajar yang berlokasi di Dusun Karang Tojang sekarang ini dan tempat tersebut masih digunakan sampai sekarang oleh masyarakat disana.
Setelah beliau ( RADEN WIRANGBAYA ) wafat, beliau dimakamkan di PRESAK dan makam beliau masih ada kita jumpai sampai sekarang bersama isteri dan para patihnya.
Sepeninggal RADEN WIRANGBAYA, konon LENEK dipimpin oleh seorang wanita yang bernama BALOQ MARGI. Pada saat itu wilayah LENEK cukup luas yaitu disebelah utara Desa Lenek Duren sekarang dan disebelah selatan yaitu LENEK BARA ( Desa Korleko yang sekarang ).
Adapun beberapa Kepala Desa yang kita tahu pernah memimpin Desa Lenek adalah :
- JERO RIAWANG
- BAPAK SRIANANG
- H. FATHURRAHMAN ( TUAN JERO )
- BAPAK DANE RAHIL
- BAPAK ANOM
- BAPAK ISNI
- BAPAK ISNA ( H. ISNAINI )
- BAPAK QAIBUL AKBAR
- BAPAK KIUMUDDIN
- Drs. ACIH ALI
- LALU KARWINATA, SE
- S U A R D I ( MASIH MENJABAT )
Namun dari sekian orang yang kita ketahui, masih ada para pendahulu setelah BALOQ MARGI dan sebelum JERO RIAWANG yang belum kita tahu yang pernah memimpin di LENEK.
Dan pada saat ini LENEK sudah terbagi menjadi beberapa Desa, dimana yang masih menggunakan nama LENEK ada 8 Desa yaitu :
- DESA LENEK
- DESA LENEK DAYA
- DESA LENEK LAUQ
- DESA LENEK PESIRAMAN
- DESA LENEK RAMBAN BIAK
- DESA LENEK BARU
- DESA LENEK DUREN
- DESA LENEK KALIBAMBANG
Masing-masing Desa tersebut mempunyai Kepala Desa sendiri.